Sunday, November 16, 2014

KLASIFIKASI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

1.      Dari segi sifatnya :

         a.      Komunikasi lisan
komunikasi lisan secara langsung adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling bertatap muka secara langsung dan tidak ada jarak atau peralatan yang membatasi mereka.lisan ini terjadi pada saat dua orang atau lebih saling berbicara/ berdialog, pada saat wawancara, rapat, berpidato. Komunikasi lisan yang tidak langsung adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantara alat seperti telepon, handphone, VoIP, dan lain sebagainya karena adanya jarak dengan si pembicara dengan lawan bicara.

         b.      Komunikasi tulisan
komunikasi tulisan adalah komunikasi yang di lakukan dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh penerima.Komunikasi tulisan dapat berupa surat-menyurat, sms, surat elektronik, dan lain sebagainya. Komunikasi tulisan juga dapat melalui naskah-naskah yang menyampaikan informasi untuk masyarakat umum dengan isi naskah yang kompleks dan lengkap seperti surat kabar, majalah, buku-buku dan foto pun dapat menyampaikan suatu komunikasi secara lisan namun tanpa kata-kata. Begitu pula dengan spanduk, iklan, dan lain sebagainya.

         c.       Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Ada aturan-aturan yang ada untuk setiap bahasa yaitu  fonologi, sintaksis, semantik dan pragmatis.

         d.      Komunikasi nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi “tidak menggunakan kata” dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah  sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.

2.      Dari segi arahnya :

         a.      Komunikasi ke bawah, mengalir dari orang pada hierarki yang lebih tinggi ke jenjangyang lebih rendah. Misalnya dalam bentuk  instruksi, memoresmi, prosedur, pedoman kerja, pengumuman, dan sebagainya.

        b.      Komunikasi ke atas, porsi ini sebenarnya dituntut untuk seimbang dengan komunikasike baawah. Berbeda dengan komunikasi ke  bawah, komunikasike atas mengalir dari orang pada hierarki yan lebih rendah kejenjang yang lebih tinggi.  Misalnya, dalam bentuk kotak sara,pertemuan kelompok, pengaduan, dan sebagainya.

        c.       Komunikasi horizontal, merupakan pertimbangan utama dalam desain organisasi. Namun organisasi yang efektif memerlukan juga  komunikasihorizontal yang sangat perlu bagi koordinasi dan integrasi dariberaneka ragam fungsi keorganisasian.  Misalnya, komunikasiantar produksi dan pemsaran dalam organisasi bisnis, dsb.

        d.      Komunikasi diagonal, merupakan jalur komunikasi yang paling jarang digunakan. Komunikasi diagonal penting dalam situasi ketika para anggiotatidak dapat berkomunikasi secara efektif melalui jalur ini.

3.      Menurut Lawannya :

   a.      Komunikasi Satu Lawan Satu : berbicara dengan lawan bicara yang sama
   banyaknya. Contoh:berbicara melalui telepon
   b.      Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok)‏ : berbicara antara satu orang dengan suatu kelompok.    Contoh: introgasi maling dengan kelompok hansip.
   c.       Kelompok Lawan Kelompok : berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain. Contoh:          debat partai politik.

4. Dari segi keresmian :
   a.      Komunikasi formal merupakan komunikasi yang memperhitungkan tingkat ketepatan, keringkasan,    dan kecepatan komunikasi.
   b.      Komunikasi informal adalah komunikasi antara orang yang ada dalam suatu organisasi , akan tetapi    tidak direncanakan atau tidak ditentukan dalam struktur organisasi . Fungsi komunikasi informal        adalah untuk memelihara hubungan sosial persahabatan kelompok informal , penyebaran informasi    yang bersifat pribadi dan privat seperti isu , gosip , atau rumor .





Analisa:
Komunikasi adalah pertukaran indormasi dan penyampaian makna yang merupakan hal utama dari suatu sistem sosial atau organisasi. Jadi komunikasi sebagai suatu “proses penyampaian informasi dan pengertian dari satu prang ke orang lain. Dan satu-satunya cara mengelola aktivitas dalam suatu organisasi adalah melalui proses komunikasi”.

Komunikasi  memunkinkan seseorang untuk mengoordinasikan suatu kegiatan kepada orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Akan tetapi komunikasi tidak hanya sekedar penyampaian informasi/pesan dan pentransferan makna saja. Komunikasi mengandung arti suatu proses transaksional, yaitu komunikasi  yang dilakukan seseorang dengan pihak lainnya dalam upaya-upaya mempertukarkan suatu simbol/lambang, dan membentuk suatu makna serta mengembangkan harapan-harapannya.

Di bawah ini ada beberapa klasifikasi komunikasi dalam organisasi yang di tinjau dari beberapa segi :


1. Dari segi sifatnya :
    a. Komunikasi Lisan
        komunikasi yang berlangsung lisan / berbicara
        cth: presentasi
    b. Komunukasi Tertulis
        komunikasi melalui tulisan
       Cth: email
    c. Komunikasi Verbal
        komunikasi yang dibicarakan/diungkapkan
       cth: curhat
    d. Komunikasi Non Verbal
       komunikasi yang tidak dibicarakan(tersirat)
       cth: seseorang yang nerves (gemetar)

2. Dari segi arahnya :
    a. Komunikasi Ke atas
        komunikasi dari bawahan ke atasan
    b. Komunikasi Ke bawah
        komunikasi dari atasan ke bawahan
    c. Komunikasi Horizontal
        komunikasi ke sesama manusia / setingkat
    d. Komunikasi Satu Arah
        pemberitahuan gempa melalui BMKG(tanpa ada timbal balik)
    e. Komunikasi Dua Arah
        berbicara dengan adanya timbal balik/ saling berkomunikasi

3. Menurut Lawannya :
    a. Komunikasi Satu Lawan Satu
        berbicara dengan lawan bicara yang sama banyaknya
        cth:berbicara melalui telepon
    b. Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok)
‏        berbicara antara satu orang dengan suatu kelompok
        Cth: kelompok satpam menginterogasi maling
    c. Kelompok Lawan Kelompok
        berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain
        Cth: debat partai politik

4.Menurut Keresmiannya :
    a. Komunikasi Formal
        komunikasi yang berlangsung resmi
        cth: rapat pemegang saham
    b. Komunikasi Informal
        komunikasi yang tidak resmi
        cth : berbicara dengan teman

HAMBATAN-HAMBATAN KOMUNIKASI

Tidak mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif. Bahkan beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkinlah seseorang melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada banyak hambatan yang bisa merusak komunikasi. Ada beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian bagi komunikator kalau ingin komunikasinya sukses.Proses komunikasi merupakan suatu proses yang sangat kompleks sehingga permasalahan dapat terjadi pada tingkat individu, kelompok, maupun organisasi. Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi. Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver.Hambatan adalah gangguan yaitu segala sesuatu yang menganggu kelancaran komunikasi serta akan menghambat kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan.

.A.      Macam-Macam Hambatan Komunikasi


Berdasarkan sifat hambatan, hambatan komunikasi dibagi menjadi 2 yaitu:      

      a.      Hambatan Objektif
      b.      Hambatan Subjektif


Sedangkan kalau diklasifikasikan hambatan komunikasi meliputi :      

      a.      Gangguan
      b.      Kepentingan
      c.       Motivasi
      d.      Prasangka
      e.      Evasi Komunikasi

      f.        Mencacatkan pesan Komunikasi

Namun, menurut Hafied Cangara, pada dasarnya gangguan komunikasi dibedakan atas 7 macam, yaitu:     

      a.      Gangguan Teknis
      b.      Gangguan Semantik
      c.       Gangguan Psikologis
      d.      Gangguan Fisik
      e.      Gangguan Status
      f.        Gangguan Kerangka Berpikir
      g.      Gangguan Budaya


1.      Sifat Hambatan Komunikasi


a)    Hambatan Komunikasi Objektif

Hambatan komunikasi yang bersifat objektif maksudnya adalah hambatan yang terjadi terhadap proses komunikasi yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Contohnya karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di tempat ramai, waktu yang tidak tepat, penggunaan media yang keliru, ataupun karena tidak adanya chemistry antara komunikator dengan komunikan.
b)   Hambatan Komunikasi Subjektif
Hambatan komunikasi yang bersifat Subjektif maksudnya hambatan yang sengaja di buat orang lain sebagai upaya penentangan, misalnya pertentangan kepentingan, prasangka, tamak, iri hati, apatisme, dan mencemoohkan komunikasi.

2.      Klasifikasi Hambatan Komunikasi


Hambatan komunikasi diklasifikasikan menjadi:


a)      Gangguan (Noises), terdiri dari:


  •  Gangguan mekanik (mechanical/channel noise), yaitu gangguan disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
  • Gangguan semantik (semantic noise), yaitu bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Lebih banyak kekacauan penggunaan bahasa, pengertian suatu istilah atau konsep terdapat perbedaan antara komunikator dengan komunikan.
  • Gangguan personal (personnel noise), yaitu bersangkutan dengan kondisi fisik komunikan atau komunikator yang sedang kelelalahan, rasa lapar, atau sedang ngantuk. Juga kondisi psikologis, misalnya tidak ada minat, bosan, dan sebagainya.

b)      Kepentingan (Interest)
Interest akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang ada kaitannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku yang akan merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan.

c)      Motivasi

Motif atau daya dorong dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Pada umumnya motif seseorang berbeda-beda jenis maupun intensitas dengan yang lainnya, termasuk intensitas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi. Semakin komunikasi sesuai motivasinya semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak komunikan. 

d)     Prasangka (Prejudice)

Sikap seseorang terhadap sesuatu secara umum selalu terdapat dua alternatiflike and dislike, atau pun simpati dan tidak simpati. Dalam sikap negatif (dislike juga tidak simpati) termasuk prasangka yang akan melahirkan curiga dan menentang komunikasi. Dalam prasangka emosi memaksa seseorang untuk menarik kesimpulan atas dasar stereotif (tanpa menggunakan pikiran rasional). Emosi sering membutakan pikiran dan pandangan terhadap fakta yang nyata, tidak akan berpikir secara objektif dan segala yang dilihat selalu akan dinilai negatif.

e)      Evasi Komunikasi

Evasi komunikasi adalah gejala mencemoohkan dan mengelakkan suatu komunikasi untuk kemudian mendiskreditkan atau menyesatkan pesan komunikasi. Menurut E. Cooper dan M. Johada yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendi dalam buku “Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi” menyatakan beberapa jenis evasi : Menyesatkan pengertian (understanding derailed), contoh : Apabila seorang mahasiswa menyerukan pada teman-temannya untuk meningkatkan prestasi belajar dengan jalan rajin masuk kuliah, rajin membaca, dan menghormati dosen. Maka komunikasinya oleh mahasiswa lain mungkin akan diangggap sebagai usaha mencari muka. 

f)       Mencacatkan pesan komunikasi (message made invalid)

Maksudnya disini adalah adanya kecacatan dalam pesan yang disampaikan oleh komunikan kepada komunikator.Contoh : Apabila seorang siswa A tidak disenangi oleh siswa B, C, D, dan E. Ketika B melihat A sedang dinasehati guru BP, maka B mengatakan pada C bahwa A sedang dimarahi Guru BP. C mungkin mengatakan pada D bahwa A sedang dimaki-maki Guru BP. Dan D mengatakan pada E bahwa A diskor oleh Guru BP.
Sumber:

http://niablogsuperb.blogspot.com/2013/02/hambatan-komunikasi.html


Analisa:

Hambatan komunikasi akan selalu terjadi kapansaja saat kita sedang berkomunikasi. Hambatan tsb dapat terjadi dikarenakan beberapa hal yang secara umum terdiri dari: faktor internal, dan faktor eksternal.
Berdasarkan sifat hambatan, hambatan komunikasi dibagi menjadi 2 yaitu:      
      a.       Hambatan Objektif
      b.      Hambatan Subjektif


Sedangkan kalau diklasifikasikan hambatan komunikasi meliputi :

      a.      Gangguan
      b.      Kepentingan
      c.        Motivasi

      d.        Prasangka
      e.       Evasi Komunikasi
      f.        Mencacatkan pesan Komunikasi


Namun, menurut Hafied Cangara, pada dasarnya gangguan komunikasi dibedakan atas 7 macam, yaitu:

      a.      Gangguan Teknis
      b.        Gangguan Semantik
      c.        Gangguan Psikologis
      d.       Gangguan Fisik
      e.        Gangguan Status
      f.    Gangguan Kerangka Berpikir
      g.      Gangguan Budaya


Disini saya akan memberikan beberapa cara untuk mengatasi hambatan komunikasi. Berikut kiat-kiat dalam mengatasi hambatan komunikasi


1.      Berhati-hati dalam menyampaikan atau membuat pesan, maksudnya adalah jika kita mempunyai pesan dan ingin menyampaikan maka tentukanlah tujuan kamunikasi dan komunikan/penerima pesannya.

2.      Gunakan umpan balik, cara penyampaian komunikasi harus direncanakan dengan baik agar menghasilkan umpan balik dari si penerima, kemudian memberikan penafsiran terhadap umpan baik tersebu secara benar.
3.      Gunakan komunikasi langsung atau face to face. Komuikasi langsung dapat mengatasi hambatan karena komunikator dapat memadukan bahasa verbal dan non verbal, atau selain dengan menyampaikan komunikasi dengan kata-kata komunikasi disampaikan langsung dengan kontak mata, mimik wajah, dan bahasa tubuh. Yang membuat komunikasi lebih jelas dan tepat
.
4.      Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah. Bahasa atau kata yang digunakan, di usahakan bahasa yang dapat mudah dimengerti dan dipahami oles di penerima. Jangan banyak menggunakan bahasa-bahasa yang sulit dimengerti, gunakan kalimat yang sederhana, karena kalimat yang terlalu berbelit-belit akan menyulitkan penerima untuk mencerna pesan.
5.       Dapat memahami perbedaan antar individu. Karena setiap individu mempunyai ciri khas dan latar belakang sosial, budaya, ekonomi, psikologis, dan peendidikan yang berbeda-beda. Maka dengan memahaminya, seseorang dapat menggunakan taktik dalam berkomunikasi.

BAGAIMANA MENYALURKAN IDE MELALUI KOMUNIKASI

Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.

Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si pengirim berita (sender) maupun si penerima berita (receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dan seleksi, manakah solusi yang terbaik yang akan diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.

Akan tetapi dalam prakteknya proses komunikasi harus melalui tahapan-tahapan yang kadang-kadang tidak begitu mudah. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

Ide (gagasan) => Si Sender

Perumusan
Dalam perumusan, disini ide si sender disampaikan dalam kata-kata.

Penyaluran (Transmitting)
Penyaluran ini adalah bisa lisan, tertulis, mempergunakan symbol, atau isyarat dsb.

Tindakan
Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.

Pengertian
Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver.

Penerimaan
Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).

Dalam membina kerja sama dalam kelompok inilah yang nantinya digunakan dalam rangka membina koordinasi organisasi kesatuan gerak dan arah yang sesuai dengan arah dan tujuan organisasi.

Agar tercapai koordinasi dalam kerjasama pada organisasi itu sangat penting dilaksanakannya komunikasi yang setepat-tepatnya dan seefektif mungkin sehingga koordinasi dan kerjasama benar-benar dapat dilaksanakan setepat-tepatnya juga.

Suatu keputusan adalah rasional secara sengaja bila penyesuaian-penyesuaian sarana terhadap hasil akhir dicoba dengan sengaja oleh individu atau organisasi, dan suatu keputusan adalah rasional secara organisasional bila keputusan diarahkan ke tujuan-tujuan individual.

Pengambilan keputusan juga sangat memerlukan komunikasi yang setepat-tepatnya, karena dalam akhir dari pengambilan keputusan tersebut hendaknya juga merupakan pencerminan dari adanya koordinasi dan kerjasama yang tercipta dalam lingkungan perusahaan atau lingkungan organisasi.













  

Analisa:

Seperti yang telah kita ketahui bahwa komunikasi sangatlah penting dalam organisasi dikarenakan komunikasi itu sendirilah seorang individu dapat berhubungan dengan individu lainnya dan dapat saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang individu dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-harinya. Maka dari itu untuk dapat membina hubungan kerja sama antar pegawai dengan atasannya yang baik diperlukan untuk menguasai komunikasi secara terperinci.

Dalam menyaluran solusi atau ide melalui komunikasi pun harus ada unsur-unsur komunikasi tsb, yaitu salah satunya sumber/pengirim berita, dan si penerima berita. Informasi beserta solusi yang diambil pun tidak boleh asal, harus ada penyaringan atau seleksi, seperti mengambil solusi yang terbaik, dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut adalah untuk mencapai tujuan, visi, dan misi organisasi.

Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan gerak gerik badan seperti tersenyum,menggelengkan kepala, dan mengangkat bahu.

Dalam praktek proses komunikasi harus melalui tahapan-tahapan yang kadang-kadang tidak begitu mudah. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

Ide (gagasan) = Si Sender

      ·         Perumusan
Di dalam perumusan ini, ide si sender disampaikan dalam kata-kata.

      ·         Penyaluran (Transmitting)
Penyaluran lisan, tertulis, mempergunakan symbol, atau isyarat dsb.

      ·         Tindakan
Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.

      ·         Pengertian
Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver.

      ·         Penerimaan
Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).

Dengan tahapan-tahapan inilah diharapkan agar komunikasi dapat berjalan dengan baik. Agar tercapai koordinasi dalam kerjasama pada organisasi itu sangat penting dilaksanakannya komunikasi yang setepat-tepatnya dan seefektif mungkin sehingga koordinasi dan kerjasama benar-benar dapat dilaksanakan setepat-tepatnya juga.

Suatu keputusan adalah rasional secara sengaja bila penyesuaian-penyesuaian sarana terhadap hasil akhir dicoba dengan sengaja oleh individu atau organisasi, dan suatu keputusan adalah rasional secara organisasional bila keputusan diarahkan ke tujuan-tujuan individual.


Pengambilan keputusan juga sangat memerlukan komunikasi yang setepat-tepatnya, karena dalam akhir dari pengambilan keputusan tersebut hendaknya juga merupakan pencerminan dari adanya koordinasi dan kerjasama yang tercipta dalam lingkungan perusahaan atau lingkungan organisasi

UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI

    1.      Pengirim/sumber
Pengirim adalah orang yang membuat pesan. (Orbe & Beuess, 2005). Dia merupakan pemrakarsa yang ingin menyajikan pikiran dan pendapat mengenai suatu peristiwa atau objek. Sebgai pengirim pesan yang bertujuan tertentu, maka pengirim tidak selalu berada dalam posisi serba tau atau serba kenal terhadap penerima, karna itu pengirim mentransmisi pesan untuk mendapat respons demi menyamakan presepsi terhadap pesan.

Sebagai manusia biasa harus diakui bahwa meskipun kita tahu dan mengenal setiap peristiwa, objek atau orang-orang lain namun kita memunyai keterbatasan untuk melayani diri sendiri apalagi melayani orang lain.

Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen dan sejenisnya.

       2.      Penerima
 Penerima adalah orang yang menafsirkan pesan atau menerima pesan dari si pengirim/sumber. Sama seperti informasi mengenai objek atau peristiwa, maka penerima tentu pernah mempunyai pengalaman sekecil apapun terhadap pesan-pesan tertentu, yang bisa sama atau berbeda dengan pengirim. Ketika suatu pesan diterima, maka orang yang menerima menginterpretasi pesan-pesan ini kemudian dapat dikirimkan kembali kepada pengirim.

      3.      Encoding dan decoding
Encoding adalah proses dimana pengirim menterjemahkan ide atau maksudnya ke dalam dimbol-simbol berupa kata-kata atau nonverbal. Hasil terjemahan ide ini merupakan pesan yang akan dikirimkan kepada penerima. Sementara itu, aktivitas seseorang penerima adalah decoding, yaitu mentejemahkan simbol-simbol verbal dan nonverbl tadi kedalam pesan yang bisa saja mirip, atau sama persis dengan, atau sanyat berbeda dari apa yang dimaksudkan oleh pengirim.

      4.      Pesan
Pesan adalah gagasan, perasaan, atau pemikiran yang telah di encode oleh pengirim atau di decode oleh penerima. Pada umumnya pesan-pesan berbentuksinyal, simbol, tanda-tanda, atau kombinasi dari semuanya dan berfungsi sebagi stimulus yang akan direspons oleh s i penerima. Apabila pesan ini berupa tanda, maka kita dapat membedakan tanda yang alami artinya tanda yang diberikan oleh lingkungan fisik, tanda yang dimana sudah dikenal secara universal. Contoh, guntur merupakan tanda hujan akan turun, asap merupakan tanda bahwa ada api, dan lain-lain.

      5.      Saluran
Kita membayangkan sarana transportasi seperti mobil pengangkut barang atau manusia. Fungsi sarana ini adalah mengangkut atau memindahkan manusia atau barangdari suatu tempat ke tempat yang lain. Saluran komunikasi merupakan sarana untuk mengangkut atau memindahkan pesan dari pengirim kepada penerima. Dalam komunikasi, semua pesan yang dikirimkan harus melalui saluran, saluran bisa tunggal namun bisa juga banyak (bayangkan kita dapat memilih naik kuda, naik mobil, kapal feri, atau naik pesawat terbang). Komunikasi antar sesama dilakukan melalui bahan cetakan seperti buku, e-mail, atau telepon.

       6.      Noise
Komunikasi manusia tidaklah selalu lancar, komunikasi sering mengalami hambatan, gangguan atau distorsi. Mengingat perkembangan model awal komunikasi berbasis pada teknik matematika maka Shannon dan Weaver mengartikan konsep noise sebagai “kebisingan”. Bayangkan anda sedang berdiri di tepi trotoar lalu  menelepon teman anda dengan telpon seluler. Apa yang terjadi? Anda mengalami kebisingan karena hilir mudik kendaraan di jalan raya. Jika suara bising semakin keras maka anda semaki sulit mengirimkan pesan dan semakin sulit pula teman anda menerimanya, apalagi memahami maksud peran anda. Nise itu dapat berbentuk fisik psikologis, fisiologis, dan semantik.


SUMBER 

 
BAB3. KRITIK TERHADAP DEFINISI KOMUNIKASI



Analisa:
Seperti yang telah kita ketahui pasti semua orang butuh dan pernah mengetahui tentang komunikasi, jadi Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.

Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, jelas bahwa komunikasi antar manusia hanya bias terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalu didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima dan efek. Unsur-unsur ini juga bisa disebut komponen atau elemen komunikasi.

Terdapat beberapa macam pandangan tentang banyaknya unsur atau elemen yang mendukung terjadinya komunikasi. Ada yang menilai bahwa proses tejadinya komunikasi. Cukup di dukung oleh tiga unsur, sementara ada juga yang menambahkan umpan balik dan lingkungan selain lima unsur yang telah disebutkan.

Beberapa unsur-unsur terjadinya komunikasi antara lain:

      1.         Sumber/Pengirim
Semua pristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunkasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya, partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator.

      2.      Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau Negara. Penerima bisa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa inggris disebut audience atau receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber.
Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dalam komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering kali menuntut perubahan, apakah pada sumber , pesan, atau saluran.

       3.      Encoding dan Decoding
Encoding merupakan proses dimana pengirim menterjemahkan ide atau isi pesannya ke dalam dimbol-simbol berupa kata-kata atau nonverbal. Hasil terjemahannya ini merupakan pesan yang akan dikirimkan kepada penerima. Dan, aktivitas seseorang penerima adalah decoding, yaitu mentejemahkan simbol-simbol verbal dan nonverbl tadi kedalam pesan yang bisa saja mirip, atau sama persis dengan, atau sanyat berbeda dari apa yang dimaksudkan oleh pengirim.

      4.      Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalu media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat atau propaganada.

      5.      Saluran
Saluran  yang dimaksud disini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima atau yang kita kenal dengan media. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi, pancaindra dianggap sebagai media komunikasi. Selain indra manusia, ada juga saluran komunikasi seperti telepon, surat, telegram, yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi. Dalam komunkasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya.

      6.      Noise

Karena komunikasi manusia tidaklah selalu lancar, komunikasi sering mengalami hambatan, gangguan atau distorsi. Mengingat perkembangan model awal komunikasi berbasis pada teknik matematika maka Shannon dan Weaver mengartikan konsep noise sebagai “kebisingan”. Noise itu dapat berbentuk fisik psikologis, fisiologis, dan semantik.

PENGERTIAN KOMUNIKASI

Kata komunikasi menurut Onong Uchjana Effendi(1992:3), yaitu berasal dari perkatan bahasa latin: communicatio yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”. Dengan demikian maka secara garis besar dalam suatu proses komunikasi hrus terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan).

Sementara itu, proses komunikasi dapat diartikan sebagai “tramsfer informasi” atau pesan-pesan (messages) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan. Tujuan dari proses komunikasi tersebut adalah tercapainya saling pengertin (mutual understanding) antara kedua belah pihak. Sebelum pesan-pesan tersebut dikirim kepada komunikan, komunikator memberikan makna-makna dalam pesan tersebut (decode) yang kemudian ditangkap oleh komunikan dan diberikan makna sesuai dengan konsep yang dimilikinya (encode).

Walaupun kata komunikasi sudah sangat akrab di telinga namun membuat definisi mengenai komunikasi ternyata tidaklah semudah yang diperkirakan. Stephen Littlejon mengatakan, “Communcation is difficult to define. The word is abstract and like most terms, posses numerous meanings (komunikasi sulit untuk didefinisikan. Kata “komunikasi” bersifat abstrak, seperti kebanyakan istilah, memiliki banyak arti).”

Kesulitan dalam mendefinisikan kata komunikasi, baik bagi kepentingan akademis maupun penelitian, disebabkan kata kerja to communicate (berkomunikasi) sudah sangat mapan sebagai kosakata yang sangat umum dan karenanya tidak mudah ditangkap maknanya  untuk keperluan ilmiah. Kata komunikasi menjadi salah satu kata yang paling sering digunakan dalam percakapan baik dalam bahsa Inggris maupun bahasa Indonesia. Para ahli telah melakukan berbagai upaya untuk mendefinisikan komunikasi, namun membangun suatu definisi tunggal mengenai komunikasi terbukti tidak mungkin dilakukan dan mungkin juga tidak terlalu bermanfaat.

Frank dance(1970) melakukan terobosan penting dalam upayanya memberikan klarifikasi terhadap pengertian komunikasi. Ia mengklarisikasi teori komunikasi yang banyak itu berdasarkan sifat-sifatnya. Dance mengajukan sejumlah elemen dasar yang digunakan untuk membedakan komunikasi. Ia menemukan tiga hal yang disebutnya dengan “diferensiasi konseptual kritis” (critical conseptual differentiation) yang membentuk dimensi dasar teori komunikasi yang terdiri atas:
1)      dimensi level observasi;
2)      dimensi kesengajaan;
3)      dimensi penilaian normatif.

Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli
Beberapa ahli mengungkapkan pendapatnya mengenai 
pengertian komunikasi, berikut ini pengertian komunikasi menurut pendapat para ahli :

1. Carl I. Hovland
Hovland berpendapat mengenai pengertian komunikasi, menurutnya “Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan pesan (lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan)”.

2. Theodore M. Newcomb
Menurutnya pengertian komunikasi adalah “setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi,terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima”.

3. Everett M. Rogers
Everett berpendapat bahwa “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka atau penerima”.

4. Onong Uchjana Effendy
Ia mengungkapkan pengertian dari komunikasi adalah “proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain”. Pikiran tersebut bisa merupakan informasi, gagasan, opini, dll yang muncul dari pikirannya sendiri.

5. Hafield Cangara
Hafield menyatakan suatu definisi baru mengenai pengertian komunikasi, ia menyatakan bahwa “komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian”.


SUMBER:





Analisa:
Disini saya akan memberikan analisa yang menyangkut dengan pengertian komunikasi. Menurut saya, karena manusia merupakan makhluk sosial maka secara otomatis manusia berkomunikasi satu sama lain. Kehidupan manusia akan tampak hampa apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi.

Komunikasi mengacu pada tindakan, satu orang atau lebih yang  terjadi dalam suatu konteks tertentu, pengaruh yang tertentu, dan adanya kesempatan dalam melakukan umpan balik. Objek materiil dalam ilmu komunikasi pun adalah perilaku manusia itu sendiri, yang dapat merangkum perilaku individu, kelompok dan masyarakat. Sedangkan objek formalnya ialah situasi komunikasi yang mengarah pada perubahan pikiran, perasaan, sikap perilaku individu, kelompok, masyarakat dan pengaturan kelembagaan.

 Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi dilakukan manusia baik secara perorangan, kelompok, atau organisasi. Dan melewati proses komunikasi inilah yang menjadikan manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi menjadikan dasar pemaknaan dalam hubungan manusia. Maka itu pada intinya komunikasi tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia.

Dan sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa menghindar dari tindakan komunikasi menyampaikan dan menerima pesan dari dan ke orang lain. Tindakan komunikasi ini terus menerus terjadi selama proses kehidupannya. Prosesnya berlangsung dalam berbagai konteks baik fisik, psikologis, maupun sosial, karena proses komunikasi tidak terjadi pada sebuah ruang kosong. Pelaku proses komunikasi adalah manusia yang selalu bergerak dinamis.

Komunikasi pun menjadi penting karena fungsi yang bisa dirasakan oleh pelaku komunikasi tersebut. Melalui komunikasi seseorang menyampaikan apa yang ada dalam benak pikirannya dan perasaan hati nuraninya kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui komunikasi seseorang dapat membuat dirinya tidak merasa terasing atau terisolasi dari lingkungan di sekitarnya.
Dan seperti yang dikemukakan oleh Frank dance(1970), yang melakukan terobosan penting dalam upayanya memberikan klarifikasi terhadap pengertian komunikasi. Ia mengklarisikasi teori komunikasi yang banyak itu berdasarkan sifat-sifatnya. Dance mengajukan sejumlah elemen dasar yang digunakan untuk membedakan komunikasi. Ia menemukan tiga hal yang disebutnya dengan “diferensiasi konseptual kritis” (critical conseptual differentiation) yang membentuk dimensi dasar teori komunikasi yang terdiri atas:
1)      dimensi level observasi;
2)      dimensi kesengajaan;
3)      dimensi penilaian normatif.

Dan menurut ahli-ahli yang lain, sebagai berikut:                           


1. Carl I. Hovland
Hovland berpendapat mengenai pengertian komunikasi, menurutnya “Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan pesan (lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan)”.

2. Theodore M. Newcomb
Menurutnya pengertian komunikasi adalah “setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi,terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima”.

3. Everett M. Rogers
Everett berpendapat bahwa “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka atau penerima”.

4. Onong Uchjana Effendy
Ia mengungkapkan pengertian dari komunikasi adalah “proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain”. Pikiran tersebut bisa merupakan informasi, gagasan, opini, dll yang muncul dari pikirannya sendiri.

5. Hafield Cangara
Hafield menyatakan suatu definisi baru mengenai pengertian komunikasi, ia menyatakan bahwa “komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian”.